Di Balik Bening Mata Air,Tak Ada Air Mata

Ya Allah, izinkan hamba menutup mata dengan senyuman.

Name:
Location: Semarang, Islam, Indonesia

Sunday, July 31, 2005

"Mandikan,Aku Bunda"

Adalah seorang sahabat yang memiliki sahabat yang
bernama Rani...

Semasa kuliah ia tergolong berotak cemerlang &
memiliki idealisme tinggi.Sejak awal kuliah,sikap dan
konsep dirinya sudah jelas,meraih yang terbaik,baik
itu dalam bidang akademik maupun profesi.Ketika
universitas mengirim mahasiswa untuk mempelajari hukum
internasional di University Utrecht,dinegeri bunga
tulip,beruntung Rani terus melangkah.Beruntung pula ia
mendapat pendamping yang setara dan sama2
berprestasi.Alifya,buah cinta mereka lahir ketika Rani
baru saja diangkat sebagai staf diplomat bertepatan
dengan suaminya yang meraih gelar Ph.D.Konon nama
putra mereka diambil dari huruf hijaiyah"alif" dan
"ya".Ketika Alif berusia 6 bulan,kesibukannya begitu
tinggi.Frekuensi terbang dari satu kota ke kota lain
makin meninggi,dari satu negara kenegara lainnya.
Temannya pernah bertanya,"Tidakkah Alif terlalu kecil
untuk ditinggal?"Dengan sigap Rani menjawab,"Segala
sesuatunya telah dipersiapkan.Everything is
ok".Dan,itu betul2 ia buktikan.Perawatan dan perhatian
anaknya walau lebih banyak dilimpahkan pada babysitter
betul-betul mengagumkan.Alif tumbuh menjadi anak yang
lincah,cerdas,dan pengertian.Kakek neneknya selalu
memompakan kebanggaan pada cucunya yang semata wayang
itu tentang ibu bapaknya.
"Contohlah ayah bunda Alif kalau Alif besar
nanti"Begitu selalu sang nenek bertutur disela-sela
dongeng menjelang tidurnya.Tidak salah memang.Siapa
yang tidak ingin memiliki anak atau cucu yang berhasil
dalam bidang akademis maupun pekerjaan.Ketika Alif
berusia 3 tahun,Rani bercerita kalau Alif meminta
adik,waktu itu ia dan suaminya dengan penuh kasih
sayang menjelaskan bahwa kesibukan mereka belum
memungkinkan menghadirkan seorang adik untuk Alif.
Lagi-lagi bocah cilik ini"dapat memahami orang tuanya"
Mengagumkan memang .Alif bukan tipe anak yang suka
merengek,jika orang tuanya pulang larutpun ia jarang
sekali ngambek.Kisah Rani,Alif selalu menyambutnya
dengan penuh kebahagiaan.Rani bahkan menyebutnya
"malaikat kecil".Sungguh kluarga yang bahagia pikir
temannya.Meski kedua orang tua sibuk ,Alif tetap
tumbuh penuh cinta.Diam-diam hati kecil temannya
menginginkan anak seperti Alif.
Suatu hari menjelang berangkat kekantor,entah mengapa
Alif menolak dimandikan baby sitternya "Alif ingin
bunda yang memanadikan"ujarnya.Karuan saja Rani yang
dari detik kedetik waktunya sangat diperhitungkan
menjadi gusar.Tak urung suaminya turut membujuk agar
Alif bersedia dimandikan tante mien ,baby
sittrernya.Peristiwa ini hampir berulang dalam satu
pekan."Bunda,mandikan Alif" ,begitu setiap pagi.Rani
dan suaminya berpikir mungkin Alif dalam masa
peralihan ke masa sekolah,jadinya agak meminta
perhatian.Hingga disuatu sore,sang teman dikejutkan
telepon mba mien,sang babby sitter"Bu,dokter bilang
alif demam dan kejang2 sekarang di
Emergency.".Setengah terbang ia mengebut ke UGD.But it
was too late.Allah swt,telah memiliki rencana
lain.Alif, sang malaikat kecil dipanggil oleh sang
pemilikNya.Rani ,bunda nya tercinta,yang diberi tahu
saat meresmikan kantor baru ,shock berat.Setibanya
dirumah,satu-satunya keinginannya adalah memandikan
buah hatinya.Dan itu memang ia lakukan,meski sang anak
telah terbujur kaku,"Ini bunda Lif,Bunda mandika Alif
ya."ucapnya lirih,namun teramat pedih.
Ketika tanah merah telah mengubur jasad sikecil mereka
masih berdiri mematung.Berkali-kali Rani yang tegar
berkata ,"Ini sudah takdirkan ,aku disebelahnya atau
diseberang lautan pun,kalau sudah saatnya ,dia pergi
jugakan?".Sang teman diam , hanya mendengarkan."Ini
konsekuensi dari sebuah pilihan"lanjutnya tetap tegar
dan kuat.
Hening sejenak.Angin senja berbaur aroma kamboja
.Tiba-tiba Rani tertunduk."Aku ibunya! serunya
kemudian,"Bangunlah Lif.Bunda mau mandikan Alif".Beri
kesempatan bunda sekali lagi saja,Lif.Rintihan itu
begitu menyayat hati.Detik berikutnya ia bersimpuh
sambil mengais-ngais tanah merah.

"Allah Maha halus dan Maha lembut,terkadang kita tidak
peka dengan karunia,ujian dan kenikmatan yang
menghampiri....dan jika kenikmatan itu berlalu yang
tertinggal hanyalah penyesalan...meminta kembali ia
datang meski kesempatan seringkali datang tak
berulang".

Buat yang telah menjadi orang tua ,moga makin
mencintai dan amanah dalam mengasuh permata hati yanng
diamanahkan dan dititipkan Allah swt.Buat para ummi
moga makin menjadi istri yang sholihat dan dicintai
anak2nya...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home